Selasa, 29 Mei 2012

proposal skripsi


PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN MOTIVASI SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERAT IF  TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN MEDIA LCD  PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MENGWI  TAHUN AJARAN 2011/2012
NI KOMANG AYU RIANA SARI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang
          Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi.pendidikan di  sekolah mempunyai tujuan  untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar sebagai perubahan dan peningkatan hasil belajar (Tirtarahardja dkk, 1995).
          Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk mengahantarkan peserta didik unuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Keberhasilan pendidikan disekolah sangat tergantung pada proses belajar-mengajar di kelas. Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat banyak unsur yang saling berkaitan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut adalah: pendidikan (guru), peserta didik (siswa), kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam proses tersebut juga sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2011).
          Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mengajar mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan abstrak  menjadi hal yang jelas dan nyata. Maksudnya, proses belajar mengajar dapat membawa perubahan pada diri anak didik dari tidak tahu menjadi tahu dari pemahaman yang bersifat umum menjadi khusus. Media pembelajaran dapat membantu menjelaskan bahan yang abstrak menjadi realistik (Kasmadi, 2001).
            Banyak kurikulum pendidikan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan, maka dari itu menimbulkan hasil belajar siswa menjadi rendah, dan juga tidak terlepasnya peran guru dalam pengajaran guru-guru selama ini. Selain itu terkadang siswa banyak mengalami kesulitan untuk mempelajari dan memahami materi yang ada dalam pelajaran biologi. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar materi diajarkan dengan metode yang masih bersifat tradisional dan selama ini proses belajar mengajar didominasi dengan metode ceramah. Untuk itu perlu diterapkan metode mengajar yang sesuai, agar siswa mudah memahami materi tersebut. Metode mengajar adalah stategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Djamarah dan Aswan, 2006).
Maka dalam hal ini konteks guru harus kreatif dan berwawasan luas tentang metode pembelajaran. Salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan sikap individu dan sikap social agar lebih baik khususnya dalam pembelajaran biologi dapat ditempuh dengan pendekatan kooperatif tipe examples non examples. Model pembelajaran Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Kiranawati, 2007).
Pembelajarn kooperatif tipe examples non examples mengelompokan siswa dalam kelompok kecil dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisis gambar dan dipimpin oleh ketua kelmpok. Kesulitan-kesulitan yang didapat akan dapat dipecahkan bersama. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe examples non examples yaitu dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk saling mengajar dan saling bekerja sama. Dengan kelompok ini pula dapat meningkatkan interaksi antar individu dan memudahkan pengelolaan kelas. Dalam konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Rabu, 23 Mei 2012

Panca indra manusia

PANCA INDRA
Pengertian Panca Indera:
Organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu via serabut saraf menuju otak sehingga perasaan dapat ditafsirkan.
Stimulus bisa berupa: sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman & suara.
Kesan yang timbul: lapar, haus, sakit.
Indera mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan.
Indera yang kita kenal ada lima, yaitu:
• Indera penglihat (mata)
• Indera pendengar (telinga)
• Indera peraba (kulit)
• Indera pengecap (lidah)
• Indera pencium (hidung)

Kelima indera berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut Eksoreseptor.
- Fungsi organ indera:
• Menerima stimulus;
• Menghasilkan kesan; &
• Mengirim impuls saraf.

- Interpretasi Organ Indera:
1. organ indera umum: seperti reseptor raba tersebut di seluruh tubuh.
2. organ indera khusus: seperti putting pengecap penyebarannya terbatas pada lidah.

• Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukoa dan sebagainya, disebut Interoreseptor.
• Sel-sel interoreseptor misalnya pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluan pencernaan, dinding pembuluh darah, dll.
• Interoreseptor ada di seluruh tubuh manusia.
• Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut Kinestesis.

INDERA PENGLIHATAN
(Mata)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, rongga mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.

MATA
Organ visus:
• Organ Okuli Assesoria (alat bantu mata); &
• Okulus (mata).
Saraf indera penglihatan timbul dari sel-sel ganglion dalam retina, kemudian bergabung membentuk saraf optikus.

ALAT BANTU MATA
(Organ Okuli Assesoria)
A. Rongga Mata (Kavum orbita)
• Rongga mata berbentuk kerucut dengan puncak mengarah ke depan & ke dalam.
• Rongga mata memiliki beberapa celah yang menghubungkan dengan rongga otak, rongga hidung dll.
• Rongga bola mata berisi jaringan lemak, oto, fasia, saraf, pembuluh darah & aparatus lakrimalis (air mata).
B. Alis (Supersilium)
• Merupakan batas orbita & potong kulit tebal yang melengkung & ditumbuhi bulu pendek.
• Fungsi: pelindung mata dari sinar matahari & sebagai alat kecantikan.
C. Kelopak Mata (Palpebra)
• Terletak di depan bulbus okull.
• Terdiri dari kelopak mata atas & bawah.
• Kelopak mata atas lebih lebar dari kelopak mata bawah.
• Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan (muskulus levator palpebra superior).
• Pada pinggir kelopak mata terdapat silia (bulu mata)
• Tarsus merupakan bagian dari kelopak yang berlipat-lipat.
• Pada tarsus terdapat kelenjer tarsalia, kelenjer sebasea & kelenjer keringat.
• Fungsi: pelindung mata sewaktu-waktu ada gangguan pada mata (menutup & membuka mata).
D. Air Mata (Aparatus lakrimalis)
• Dihasilkan oleh kelenjer lakrimalis superior & inferior.
• Via duktus eksretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva.
• Via bagian depan bola mata terus ke sudut tengah bola mata.
• Masuk ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasolakrimalis terus ke meatus nasalis inferior.
E. Otot Mata (Muskulus Okuli)
• Muskulus levator palpebralis superior inferior: mengangkat kelopak mata.
• Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata: menutup mata.
• Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata): menutup mata
• Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata ): menggerakkan mata dalam (bola mata).
• Muskulus obliques okuli superior: memutar mata ke atas, ke bawah & ke dalam.
• Muskulus obliques okuli superior: memutar mata ke atas, ke bawah & ke luar.
F. Konjungtiva
• Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata.
• Konjungtiva Bulbi: bagian yang membelok & kemudian melekat pada bola mata, banyak kelenjar limfe & pembuluh darah.
• Konjungtiva Palpebra: permukaan dalam kelopak mata, merupakan lapisan mukosa.
• Konjungtiva berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

MATA (OKULUS)
Meliputi bola mata (bulbus okuli), nervus, optikus saraf otak merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak & merupakan bagian penting daripada organ visus.

A. TUNIKA OKULI
1. Kornea
 Selaput yang tembus cahaya.
 Melalui kornea: bisa melihat membran pupil dan iris.
 Kornea tidak mengandung pembuluh darah.
 Penampang kornea terdiri dari:
o 5 lapisan epitel kornea,
o 2 lamina elastika anterior (bowmen),
o 3 substansi propla,
o 4 lamina elastika posterior,
o 5 endotelium
 Sklero corneal junction: daerah peralihan antara kornea ke sklera

2. Sklera
 Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat, berwarna putih buram & tidak tembus cahaya.
 Lapisan fibrous yang elastis.
 Merupakan bagian dinding luar bolamata.
 Membentuk bagian putih mata.
 Bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva.
 Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buran (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsu melindungi bola mata dari gangguan.

B. TUNIKA VASKULOSA OKULI

 Tunika vaskulosa okuli merupakan lapisan tengah dan banyak pembuluh darah. Lapisan menurut letaknya terdiri atas 3 bagian: Koroid, Korpus siliaris, dan Iris.
1. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid merupakan selaput yang tipis dan lembab.Lapisanny berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi & oksigen terutama untuk retina. Merupakan bagian belakang tunika vaskulosa. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar)
2. Korpus Siliaris
Korpus siliaris merupakan lapisan yang tebal yang terbentang mulai dari oraserata sampai ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin.Terdiri dari ornikulus siliaris, korna siliaris & muskulus siliaris (pada bagian luar korpus siliaris antara sklera & korona siliaris). Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa. Berungsi: terjadinya akomodasi & pada proses melihat muskulus siliaris harus berkontraksi.
3. Iris
Iris merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna karena mengandung pigmen. Berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12 mm & tebal 0,5 mm. Ditengahnya terletak bagian yang berlubang (pupil) yang berguna mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata. Ujung pinggirnya melanjut sampai ke korpus siliaris. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu mengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk.
 Pada iris terdapat 2 otot:
 Muskulus sfinter pupila pada pinggir iris, dan
 Muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris, banyak mengandung pembuluh darah & sangat mudah terkena radang yang bisa menjalar ke korpus siliaris.

C. TUNIKA NERVOSA

Lapisan terdalam bola mata: RETINA. Retina terbagi atas:
1. Pars optika retina: dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan khatulistiwa bola mata.
2. Pars siliaris: lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
3. Pars irdika: melapisi bagian permukaan belakang iris.


BOLA MATA (BULBUS OKULI)
Bola mata (bulbus okuli) berisi 3 jenis cairam:
1. Aques humor:
• Cairan seperti limfe
• Mengisi bagian dean mata,
• Diperkirakan dihasilkan oleh prosessus siliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli posterior, melalui celah fontana (sudut iris) masuk ke dalam kamera okuli anterior.
2. Lensa Kristalina:
• Lensa kristalina merupakan masa tembus cahaya.
• Terletak antara iris & korpus vitrous yang sangat elastis.
• Kedua ujung lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium.
3. Korpus Vitrous:
• Korpus vitrous merupakan cairan bening kental seperti agar.
• Terletak antara lensa dan retina.
• Isinya merupakan 4/5 bagian dari bola mata sehingga bola mata tidak kempes.

KELENJAR AIR MATA

 Kelenjar air mata terlihat pada sudut sebelah atas rongga mata.
 Kelenjar ini mengeluarkan air mata.
 Air mata dialirkan ke dalam kantong konjungtiva dari saluran kelenjar air mata.
 Bila bola mata dikedipkan maka air mata akan menggenangi seluruh permukaan bola mata.
 Sebagian besar cairan akan menguap, sebagian akan masuk ke hidung via saluran nasolakrimalis.








INDERA PENDENGARAN
(AUDITORY APHARATUS)

TELINGA
TELINGA BAGIAN LUAR (AURIS EKSTERNA)

A. Daun Telinga (Aurikula)
Daun telinga berfungsi menampung gelombang suara yang datang dari luar masuk ke dalam telinga.
B. Liang Telinga (meatus akustikus eksterna)
• Saluran penghubung daun telinga dengan membran timpani.
• Panjangnya + 2,5 cm
• Terdiri dari tulang rawan dan tulang keras.
• Mengandung rambu, kel. Sebasea & kel. Keringat yang menghasilkan serum.
C. Selaput Gendang Telinga (membran timpani)
• Antara telinga luar & telinga tengah terdapat

TELINGA BAGIAN TENGAH (AURIS MEDIA)

1. Kavum timpani
Rongga di dalam tulang temporalis. Terdapat 3 tulang pendengaran: maleus, inkus, dan stapes.
2. Antrum timpani
Antrum timpani merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil (sellula mastois) yang terletak di belakang bawah antrum di dalam tulang temporalis.
3. Tuba auditiva eustaki
Saluran tulang rawan (panjang + 3,7 cm) berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.
TELINGA BAGIAN DALAM (AURIS INTERNA)
• Terletak pada bagian tulang keras pilrus temporalis.
• Terdapat reseptor pendengaran & alat pendengar (LABIRIN)

LABIRINTUS OSSEOUS

Serangkaian saluran bawah, dikelilingi oleh cairan perlimfe:
1. Vestibulum: membuka fenestra ovale & fenestra rotundum & pada bagian belakang atas menerima muara kanalis semisirkularis.
2. Koklea: seperti rumah siput, ada 3 pintu yang menghubungkan koklea dengan vestibulum, kavum timpani & kanalis koklearis
3. Kanalis semi sirkularis: merupakan saluran ½ lingkaran yang terdiri dari 3 saluran (kss superior, kss posterior & kss lateralis) yang membentuk sudut 900.

LABIRINTUS MEMBRANOSUS
1. Utrikulus:
Utrikus berbentuk seperti kantong lonjong & agak gepeng. Terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian depan sedangkan pada samping terdapat daerah yang lonjong (makula akustika utrikulo).
Pada dinding belakang terdapat muara dari duktus semi sirkularis dan pada dinding depan terdapat tabung halus (utrikulosa sirkularis = saluran yang menghubungkan utrikulus dengan sakulus).
2. Sakulus
Sakulus memiliki bentuk agak lonjong (lebih kecil dari utrikulus), terletak pada bagian depan & bawah dari vestibulum & terpaut erat oleh jaringan ikat (dimana terdapat nervus akustikus). Pada bagian depan sakulus ditemukan serabut-serabut halus cabang nervus akustikus berakhir pada makula akustika sakuli. Pada permukaan bawah sakulus ada duktus reunien yang menghubungkan sakulus dengan duktus koklearis. Di bagian sudut sakulus terdapat saluran halus (duktus endo limfatikus).

3. Duktus Semi Sirkularis
Penampangnya 1/3 penampang kanalis semi sirkularis. Bagian duktusnya melebar (ampula selaput), setiap ampula mengandung satu celah sulkus ampularis yang merupakan tempat masuknya cabang ampula nervus akustikus. Pada sebagian dalam terdapat krista ampularis yang terlihat menonjol ke dalam dan menerima ujung-ujung saraf.
4. Duktus Koklearis
Merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-ola hmembuat batas pada kklea timpani, atas duktus koklearis terdapat membaran vestibularis, dan pada alas terdapat membran basilaris. Diawali dari kantong buntu (selkum vestibular) & berakhir tepat di seberang kanalis lamina spiralis pada kantong buntu (seikum ampulare). Pada membran basilaris terdapat organ korti sepanjang duktus koklearis yang merupakan hearing sense organ.

PROSES PENDENGARAN

 Ditimbulkan oleh getaran atmosfer (gelombang suara)
 Gelombang suara bergerak via rongga telinga luar yang menyebabkan membran timpani bergetar
 Getaram diteruskan menuju inkus & stapes via maleus yang terkait pada membran.
 Getaran timbul pada setiap tulang tersebut, sehingga tulang memperbesar getaran.
 Kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju perilimfe.
 Getaran perilimfe dialihkan via membran menuju endolimfe dalam saluran koklea.
 Rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti dan dihantarkan ke otak.
 Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak (merdu) atau tidak enak (berisik, gaduh)
 Gelombang suara menimbulkan bunyi.
 Tingkatan suara biasa (80-90 desible)
 Tingkatan maksimum kegaduhan (130 desible)

INDERA PENCIUM
 Alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktorius, serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung (alfaktori).
 Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus tenalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil.
 Saraf olfaktorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.

KONKA NASALIS
 Terdiri dari lipatan selaput lendir.
 Bagian puncak terdapat saraf-saraf pembau
 Konka nasalis terdiri: konka nasalis superior, konka nasalis media & konka nasalis inferior.
 Rongga di sekitar hidung (sinus para nasalis) terdiri dari sinus maksilaris, sinus sfenodalis & sinus fraontalis.
 Sinus dilapisi oleh selaput lendir
 Jika terjadi peradangan pada rongga hidung, lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar, jika tidak dapat mengalir keluar akan menjadi “sinusitis”

PROSES PENCIUMAN
• Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan merangsang nervus olfaktorius.
• Perasaan bergerak via traktus olfaktorius hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan.
• Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang dihisap.
• Kepekaan akan mudah hilang apabila selalu dirangsang pada suatu bau yang sama untuk waktu yang cukup lama.
KELAINAN PADA PENCIUMAN
1. Rasa penciuman akan lemah apabila selaput lendir hidung sangat kering, basah atau membengkak (seperti keadaan influenza)
2. Rasa penciuman akan hilang sama sekali akibat komplikasi dari suatu cedera pada kepala.

INDERA PENGECAP
LIDAH
- Letak lidah pada dasar mulut
- Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi
- Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir.
- Reseptor pengecap berupa tunas pengecap yang terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
- Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila)
- Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu: bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur.
- Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, dibagian samping dari papila berbentuk jamur dan dipermukaan papila berbentu benang.
- Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot.
- Terdiri dari otot serat lintang & dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan ke segala arah.
- Otot lidah:
o otot intrinsik: melakukan gerak halus.
o otot ekstrinsik: melaksanakan gerakan-gerakan kasar pada waktu mengunyah & menelan.




BAGIAN-BAGIAN LIDAH

1. Radiks lingua (pangkal lidah)
2. Dorsum lingua (punggung lidah)
3. Apeks lingua (ujung lidah)
Frenulum lingua: bagian permukaan bawah bila lidah digulung, pada struktur ligamen yang halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.
 Selaput lendir (membran mukosa), lidah selalu lembab, permukaan atas seperti beludru & ditutupi papil.
 Papil terdiri atas 3 jenis:
1. papil sirkumvalate: 8-12 buah yang terletak pada pangkal lidah atau dasar lidah, jenis papila yang terbesar tersusun seperti huruf v.
2. papila fungiformis: menyebar pada permukaan ujung sisi lidah & berbentuk jamur.
3. papila filiformis: papila terbanyak & menyebar diseluruh permukaan lidah, berfungsi untuk menerima rasa sentuhan dari rasa pengecapan yang sebenarnya.
 Selaput lendir langit-langit & faring terdapat putting-putting pengecap.
 Macam pengecapan terbagi atas:
1. rasa pahit: pangkal lidah
2. rasa manis: pada ujung lidah
3. rasa asin: pada ujung, samping kiri & kanan lidah
4. Rasa asam: pada samping kiri & kanan lidah

FUNGSI ALAT PENGECAP

A. Untuk mersakan arti makanan yang enak atau tidak enak.
B. Sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis, dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.

SUSUNAN SALIVA (KELENJAR LUDAH)
1. Air 70-90%
2. Gliko protein
3. Enzim pencernaan (Ptialin): dapat bekerja dalam suasana asam
4. Garam alkali (sifatnya basa)
5. sel-sel epitel yang terlepas, sel kelenjar leukosit, gas (CO2) & bakteri.

FUNGSI SALIVA
1. Fungsi mekanis: mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak setengah cair & mudah ditelan.
2. Fungsi kimia: enzim ptialin mengubah hidrat orang menjadi maltose, enzim maltose menjadi glukosa.
3. Membasahi lidah, pipi & langit-langit (platum) yang penting dalam proses berbicara.
4. Melarutkan makanan yang kering hingga dapat dirasakan. Misal: gula dan garam
5. Mencegah gigi menjaga karies, mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh bakteri pembusuk.

Klasifikasi Jamur
25

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.

JAMUR DIBAGI MENJADI 6 DIVISI :

1 MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
• Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
• Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
- fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti
amuba, disebut plasmodium
- fase tubuh buah
• Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora
kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2 OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
• Reproduksi:
- Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
darat dengan sporangium dan konidia.
- Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler.
• Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
• Hifa tidak bersekat.
• Reproduksi:
- Vegetatif: dengan spora.
- Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.

4 ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi se lul er.
• Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
• Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
• Reproduksi:
- Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
- Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae:
sehari-hari dikenal sebagai ragi.
- berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
- mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila:
jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum
dan Penicillium chrysogenum
penghasil antibiotika penisilin.
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti
berguna untuk mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae
untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii
untuk membuat kecap
7. Aspergillus flavus
menghasilkan racun aflatoksin Þ hidup pada biji-bijian. flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
8. Claviceps purpurea
hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5 BASIDIOMYCOTINA
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai
badan penghasil spora.
• Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.

Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea :
jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
2. Auricularia polytricha :
jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
3. Exobasidium vexans :
parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau
blister blight.
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides:
jamur beracun, habitat di daerah subtropis
5. Ustilago maydis :
jamur api, parasit pada jagung.
6. Puccinia graminis :
jamur karat, parasit pada gandum
6. DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.

Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur yang dari Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina.

LICHENES / LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.

Contoh :
Usnea dasypoga
Parmelia acetabularis