PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN MOTIVASI SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERAT
IF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN
MEDIA LCD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MENGWI
TAHUN AJARAN 2011/2012
NI KOMANG AYU RIANA SARI
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk
mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar
mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar,
menengah dan perguruan tinggi.pendidikan di
sekolah mempunyai
tujuan untuk mengubah siswa agar dapat
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar sebagai perubahan dan
peningkatan hasil belajar (Tirtarahardja
dkk, 1995).
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk mengahantarkan
peserta didik unuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Keberhasilan
pendidikan disekolah sangat tergantung pada proses belajar-mengajar di kelas.
Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat banyak unsur yang saling berkaitan dan menentukan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut adalah:
pendidikan (guru),
peserta
didik (siswa), kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan. Siswa sebagai subjek
dalam proses tersebut juga sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar
mengajar (Sudjana, 2011).
Prinsip pengajaran yang baik adalah
jika proses belajar mengajar mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan
abstrak menjadi hal yang jelas dan
nyata. Maksudnya, proses belajar mengajar dapat membawa perubahan pada diri
anak didik dari tidak tahu menjadi tahu dari pemahaman yang bersifat umum
menjadi khusus. Media pembelajaran dapat membantu menjelaskan bahan yang
abstrak menjadi realistik (Kasmadi, 2001).
Banyak
kurikulum pendidikan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan, maka dari
itu menimbulkan hasil belajar siswa menjadi rendah, dan juga tidak terlepasnya
peran guru dalam pengajaran guru-guru selama ini. Selain itu terkadang siswa
banyak mengalami kesulitan untuk mempelajari dan memahami materi yang ada dalam
pelajaran biologi. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar materi diajarkan
dengan metode yang masih bersifat tradisional dan selama ini proses belajar
mengajar didominasi dengan metode ceramah. Untuk itu perlu diterapkan metode
mengajar yang sesuai, agar siswa mudah memahami materi tersebut. Metode
mengajar adalah stategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan (Djamarah dan Aswan, 2006).
Maka dalam hal ini konteks guru
harus kreatif dan berwawasan luas tentang metode pembelajaran. Salah satu cara
untuk mengembangkan dan meningkatkan sikap individu dan sikap social agar lebih
baik khususnya dalam pembelajaran biologi dapat ditempuh dengan pendekatan
kooperatif tipe examples non examples. Model pembelajaran Examples Non Examples
adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari
kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. sehingga memudahkan siswa
dalam memahami materi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Kiranawati,
2007).
Pembelajarn kooperatif tipe examples
non examples mengelompokan siswa dalam kelompok kecil dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menganalisis gambar dan dipimpin oleh ketua
kelmpok. Kesulitan-kesulitan yang didapat akan dapat dipecahkan bersama. Kelebihan
dari pembelajaran kooperatif tipe examples non examples yaitu dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk saling mengajar dan saling bekerja sama. Dengan
kelompok ini pula dapat meningkatkan interaksi antar individu dan memudahkan
pengelolaan kelas. Dalam konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe
examples non examples dapat meningkatan prestasi pembelajaran biologi siswa
kelas VII SMPN 1 MENGWI?
2. Langkah-langkah apa saja yang
diperlukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non
examples guna meningkatkan prestasi pembelajaran biologi?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui upaya peningkatan hasil
prestasi pembelajaran biologi dengan menerapkan model pembelajaran biologi
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe examplesnon examples.
2. Mengetahui langkah-langkah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe examples
non examples dalam upaya peningkatan prestasi pembelajaran biologi.
1.4
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan seperti yang
telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: apabila
peningkatan pembelajaran kooperatif tipe examples non examples diterapkan maka
dapat meningkatkan prestasi belajar biologi pokok bahasan ekosistem pada siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi Tahun ajaran 2011/2012.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi
yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun
proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi
antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat
tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang
memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi
motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui
proses belajar (Mulyasa, 2005).
2.2
Prestasi Belajar
Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun kelompok. Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang
dipelajari (Djamarah,1994).
Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktvitas dalam belajar.
Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktvitas dalam belajar.
2.3 Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. (Hamzah, 2006;23). Selanjutnya (Sardiman, 2010;75), menyatakan bahwa
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin dari arah belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2.4
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah
system pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja
sama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dengan jumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pembelajaran Lie (2003: 12).
Johnson Lie (2003: 30). Tidak semua
kerja kelompok bias dianggap Cooperatif Learning. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsure pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu :
1. Saling ketergantungan positif.
2. Tanggung jawab perseorangan.
3. Tatap muka.
4. Komunikasi antar anggota.
5. Evaluasi proses kelompok.
2.5
Teknik Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode
belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar
yang relevan dengan kompetensi dasar (Kiranawati, 2007). Selanjutnya menurut
(Kusuma, 2008), Examples Non Examples adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang penyampaian materinya berupa contoh-contoh.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah Examples Non Examples yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang metode belajarnya menggunakan contoh-contoh dapat berupa gambar, bagan, skema yang relevan dengan kompetensi dasar.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah Examples Non Examples yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang metode belajarnya menggunakan contoh-contoh dapat berupa gambar, bagan, skema yang relevan dengan kompetensi dasar.
2.6
Ekosistem
Ekosistem
adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik
maupn abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis
dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan
interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
Menurut
(Indriyanto, 2006), Komponen ekosistem terdiri atas dua jenis :
1.
Lingkungan
biotik (komponen makhluk hidup), misalnya hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroba.
2.
Lingkungan
abiotik (komponen benda mati), misalnya cahaya, air, udara, tanah, dan energi.
Macam-macam
ekosistem :
a.
Ekosistem
Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang
lingkungan fisiknya berupa daratan.
b.
Ekosistem
Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara
lain suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim
dan cuaca.
2.7 Media LCD
LCD (Liquid
Crystal Display) merupakan sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan
citra pada sebuah permukaan yang rata dengan member sinar pada Kristal cair dan
filter yang berwarna, yang mempunyai struktur molekul molar.
Dalam upaya
peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan, dalam hal ini pihak sekolah
mengusahakan segala sesuatu yang mendukung program belajar siswa-siswi seperti
saran dan prasarana sehingga Kegiatan Belajar Mengajar bias lebih baik. Seperti
salah satu contoh media tersebut iyalah LCD Projector. Media atau sarana
pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa lebih mengetahui secara langsing dan
merasakan arti pentingnya teknologi, maka melalui penggunaan LCD pelajaran
biologi bias dibuat lebih menyenangkan serta tidak membuat siswa bosan karena
hanya berpatokan terhadap gambar pada buku.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
2.7
Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong tindakan kelas (PTK) yang bersifat kuantitatif. Menurut
Mulyana (2009) penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk upaya untuk
mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah
tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.
Penelitian ini, secara umum bertujuan memperbaikan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran biologi kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi Kabupaten Badung.
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengen pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe examples non examples secara umum bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi yaitu tentang
materi ekosistem.
2.8
Waktu
dan Lokasi Penelitian
2.8.1
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan
dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang akan dimulai dari tanggal 16
April samapi 27 April 2012.
2.8.2
Lokasi
Pelaksanaan
penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Mengwi pada tahun pelajaran
2011/2012. SMP Negeri 1 Mengwi merupakan sekolah yang favorite, adapun alas an
yang mendasari pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah bahwa
sekolah ini terdapat pengelompokan kelas-kelas kedalam sebuah kelas heterogen
yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF. Kelas heterogen ini dianggap
mempunyai kemampuan prestasi yang tidak sama, sehingga memungkinkan diadakannya
penelitian pada kelas heterogen tersebut.
2.9
Populasi
dan Sampel
2.9.1
Populasi
Populasi adalah seluruh individu yang
menjadi subjek penelitian (Netra, 1978). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi.
Tabel 3.1
Distribusi anggota populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi tahun ajaran
2011/2012.
No
|
Kelas
|
Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
VII
A
|
17
|
22
|
39
|
2
|
VII
B
|
19
|
20
|
39
|
3
|
VII
C
|
20
|
18
|
38
|
4
|
VII
D
|
23
|
17
|
40
|
5
|
VII
E
|
15
|
25
|
40
|
6
|
VII
F
|
16
|
23
|
39
|
Jumlah
|
110
|
125
|
235
|
2.10 Sampel
Sampel adalah sebagian
dari wakil populasi yang diselidiki (Netra, 1978). Banyaknya sampel yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas. Teknik pengambilan sampel
dengan mengadakan undian yaitu pengambilan anggota sampel dengan jalan mengundi
seluruh kelas yang menjadi sumber populasi sehingga akan muncul 2 kelas yang
akan diangkat menjadi sampel yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang
diajarkan dengan pembelajaran konstektual dan kelas VII C sebagai control yang
diajarkan dalam pembelajaran konvensional. Kemudian dibalik, kelas A sebagai
kelas yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dan kelas C sebagai kelas
yang diajarkan dengen pembelajaran konstektual.
2.11
Teknik
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
ini dilakukan berdasarkan atas cara dan bentuk data yang ingin dikumpulkan
sehingga prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan
gambar, LKS, data presentasi, dan jurnal harian pada materi pembelajaran
ekosistem. Tahap ini merupakan review atas apa yang dilakukan oleh guru serta
apa yang dialami oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran.
2.11.1
Gambar
Setelah
guru mempersiapkan gambar –gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, siswa
memperoleh petunjuk untuk mengaplikasikan dan menganalisis gambar tersebut.
Melelui diskusi kelompok, siswa dapat berinteraksi terhadap kelompok mereka
masing-masing. Disinilah masing-masing kelompok berusaha dan bertanggung
jawab terhadap hasil belejar kelompok.
Siswa di masing-masing kelompok menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka
nantinya akan memberkan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan
kelompoknya.
2.11.2
LKS
Lembaga Kerja Siswa (LKS) merupakan
salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang
harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk
mengarahkan keterlibatan oeserta didik dalam belajar dan digunakan untuk
mengadakan pendekatan pembelajaran terbimbing.
LKS merupakan stimulasi atau bimbingan guru
dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam
penulisannya perlu memperhatikan criteria media grafis sebagai media visual
untuk menarik perhatian peserta didik. Sedangkan isi pesan LKS harus
memperhatikan unsure-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (biologi) dan
pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulasi yang efisien dan efektif
(Hidayat, 2005). LKS diberikan setiap kali pertemuan.
2.11.3
Data prestasi belajar siswa
Data prestasi belajar siswa
dikumpulkan menggunakan tes prestasi belajar yang berbentuk essay. Tes prestasi
belajar dibuat oleh peneliti dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta
guru sehingga tes tersebut benar-benar representative. Tes dilaksanakan pada
setiap akhir siklus.
2.11.4
Catatan lapangan atau jurnal harian
Untuk mendapatkan data mengenai
pelaksanaa kegiatan pembelajaran diperoleh melalui catatan lapangan yang dibuat
ketika pelaksanaan kegiatan misalnya wawancara dengan murid, guru bidang studi
dan setiap selesai melaksanakan kegiatan dimana hasilnya akan didiskusikan
dengan guru atau teman sejawat. Hasil diskusi tersebut dicatat dalam jurnal
harian penelitian yang akan dipakai sebagai salah satu acuan refleksi terhadap
kegiatan yang dilakukan.
2.12
Teknik Analisis Data
Ada dua data yang akan dianalisis dalam
penelitian ini, yaitu prilakau anggota dalam kelompok dan data prilaku
berkelompok. Data prilaku anggota dalam dan prilaku dalam kelompok dapat
dilakukan dengan menggunakan uji to
related samples-test dengan menggunakan SPSS seri 16. Lalu data dari
fasilitator dan teman sebaya dibandingkan pada masing-masing katagori untuk
diketahui apakah ada perbedaan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menguji
hipotesis penelitian, yang akan lebih meyakinkan bahwa hipotesis diterima atau
ditolak setelah dilakukan analisis statistik.
Daftar Pustaka
Departemen Kehutanan
dan Perkebunan. 1997. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1997 tentang Kehutanan.
Dephutbun RI. Jakarta.
Djaramah
dan Azwam Zain.2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamzah
B. Uno. Model Pembelajaran Menciptakan
Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta : Bumi Aksara,
2006.
Hidayat,
K. 2005. Aktif Learning 101 Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Indriyanto,
2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.
Johnson,
L.A.2003. Pengajaran yang Kreatif dan
Menarik. Indonesia:PT. Indeks
Kasmadi,
Hartono. 2001. Pengembangan Pembelajaran
Dengan Pendekatan Model-model Pengajaran. Semarang: PT Prima Nugraha
Pratama.
Kiranawati.
2007. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation).
http://gurupkn.wordpress.com/
Mulyasa.
2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya.
Sadirman,
A. M., 1996. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.
Sudjana,
Nana (2011). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tirtarahardja,
Umar (1995). Pengertian Lingkungan
Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
mba,
BalasHapusboleh tau hasil penelitian na?
tingkat pengaruh na berapa persen mba?
makasii.. :)