Selasa, 29 Mei 2012

proposal skripsi


PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN MOTIVASI SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERAT IF  TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN MEDIA LCD  PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MENGWI  TAHUN AJARAN 2011/2012
NI KOMANG AYU RIANA SARI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang
          Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi.pendidikan di  sekolah mempunyai tujuan  untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar sebagai perubahan dan peningkatan hasil belajar (Tirtarahardja dkk, 1995).
          Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk mengahantarkan peserta didik unuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Keberhasilan pendidikan disekolah sangat tergantung pada proses belajar-mengajar di kelas. Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat banyak unsur yang saling berkaitan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut adalah: pendidikan (guru), peserta didik (siswa), kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam proses tersebut juga sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2011).
          Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mengajar mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan abstrak  menjadi hal yang jelas dan nyata. Maksudnya, proses belajar mengajar dapat membawa perubahan pada diri anak didik dari tidak tahu menjadi tahu dari pemahaman yang bersifat umum menjadi khusus. Media pembelajaran dapat membantu menjelaskan bahan yang abstrak menjadi realistik (Kasmadi, 2001).
            Banyak kurikulum pendidikan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan, maka dari itu menimbulkan hasil belajar siswa menjadi rendah, dan juga tidak terlepasnya peran guru dalam pengajaran guru-guru selama ini. Selain itu terkadang siswa banyak mengalami kesulitan untuk mempelajari dan memahami materi yang ada dalam pelajaran biologi. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar materi diajarkan dengan metode yang masih bersifat tradisional dan selama ini proses belajar mengajar didominasi dengan metode ceramah. Untuk itu perlu diterapkan metode mengajar yang sesuai, agar siswa mudah memahami materi tersebut. Metode mengajar adalah stategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Djamarah dan Aswan, 2006).
Maka dalam hal ini konteks guru harus kreatif dan berwawasan luas tentang metode pembelajaran. Salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan sikap individu dan sikap social agar lebih baik khususnya dalam pembelajaran biologi dapat ditempuh dengan pendekatan kooperatif tipe examples non examples. Model pembelajaran Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Kiranawati, 2007).
Pembelajarn kooperatif tipe examples non examples mengelompokan siswa dalam kelompok kecil dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisis gambar dan dipimpin oleh ketua kelmpok. Kesulitan-kesulitan yang didapat akan dapat dipecahkan bersama. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe examples non examples yaitu dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk saling mengajar dan saling bekerja sama. Dengan kelompok ini pula dapat meningkatkan interaksi antar individu dan memudahkan pengelolaan kelas. Dalam konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

1.2            Rumusan Masalah

     Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.       Apakah model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dapat meningkatan prestasi pembelajaran biologi siswa kelas VII SMPN 1 MENGWI?
2.      Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples guna meningkatkan prestasi  pembelajaran biologi?

1.3            Tujuan Penelitian

     Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui upaya peningkatan hasil prestasi pembelajaran biologi dengan menerapkan model pembelajaran biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe examplesnon examples.
2.    Mengetahui langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif  tipe examples non examples dalam upaya peningkatan prestasi pembelajaran biologi.

1.4            Hipotesis Penelitian

      Berdasarkan uraian rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan seperti yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: apabila peningkatan pembelajaran kooperatif tipe examples non examples diterapkan maka dapat meningkatkan prestasi belajar biologi pokok bahasan ekosistem pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi Tahun ajaran 2011/2012.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      Pengertian Pembelajaran
           Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
          Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
           Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar (Mulyasa, 2005).
2.2      Prestasi Belajar
         Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang dipelajari (Djamarah,1994).
Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktvitas dalam belajar.
2.3   Motivasi Belajar
           Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. (Hamzah, 2006;23). Selanjutnya (Sardiman, 2010;75), menyatakan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin dari arah belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2.4            Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah system pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran Lie (2003: 12).
Johnson Lie (2003: 30). Tidak semua kerja kelompok bias dianggap Cooperatif Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsure pembelajaran kooperatif  harus diterapkan, yaitu :
1.      Saling ketergantungan positif.
2.      Tanggung jawab perseorangan.
3.      Tatap muka.
4.      Komunikasi antar anggota.
5.      Evaluasi proses kelompok.

2.5            Teknik Examples Non Examples

          Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar (Kiranawati, 2007). Selanjutnya menurut (Kusuma, 2008), Examples Non Examples adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang penyampaian materinya berupa contoh-contoh.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah Examples Non Examples yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang metode belajarnya menggunakan contoh-contoh dapat berupa gambar, bagan, skema yang relevan dengan kompetensi dasar.

2.6          Ekosistem

         Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupn abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
Menurut (Indriyanto, 2006), Komponen ekosistem terdiri atas dua jenis :
1.              Lingkungan biotik (komponen makhluk hidup), misalnya hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroba.
2.              Lingkungan abiotik (komponen benda mati), misalnya cahaya, air, udara, tanah, dan energi.
Macam-macam ekosistem :
a.       Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
b.      Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.

2.7    Media LCD

         LCD (Liquid Crystal Display) merupakan sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang rata dengan member sinar pada Kristal cair dan filter yang berwarna, yang mempunyai struktur molekul molar.
         Dalam upaya peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan, dalam hal ini pihak sekolah mengusahakan segala sesuatu yang mendukung program belajar siswa-siswi seperti saran dan prasarana sehingga Kegiatan Belajar Mengajar bias lebih baik. Seperti salah satu contoh media tersebut iyalah LCD Projector. Media atau sarana pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa lebih mengetahui secara langsing dan merasakan arti pentingnya teknologi, maka melalui penggunaan LCD pelajaran biologi bias dibuat lebih menyenangkan serta tidak membuat siswa bosan karena hanya berpatokan terhadap gambar pada buku.
BAB III
METODE PENELITIAN

2.7         Jenis Penelitian

     Penelitian ini tergolong tindakan kelas (PTK) yang bersifat kuantitatif. Menurut Mulyana (2009) penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.
    Penelitian ini, secara umum bertujuan memperbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran biologi kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi Kabupaten Badung. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengen pendekatan pembelajaran kooperatif tipe examples non examples secara umum bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi yaitu tentang materi ekosistem.

2.8         Waktu dan Lokasi Penelitian

2.8.1        Waktu Penelitian
              Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang akan dimulai dari tanggal 16 April samapi 27 April 2012.
2.8.2        Lokasi
Pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Mengwi pada tahun pelajaran 2011/2012. SMP Negeri 1 Mengwi merupakan sekolah yang favorite, adapun alas an yang mendasari pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah bahwa sekolah ini terdapat pengelompokan kelas-kelas kedalam sebuah kelas heterogen yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF. Kelas heterogen ini dianggap mempunyai kemampuan prestasi yang tidak sama, sehingga memungkinkan diadakannya penelitian pada kelas heterogen tersebut.



2.9      Populasi dan Sampel
2.9.1        Populasi
         Populasi adalah seluruh individu yang menjadi subjek penelitian (Netra, 1978). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi.
Tabel 3.1 Distribusi anggota populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mengwi tahun ajaran 2011/2012.


No
Kelas
Laki
Perempuan
Jumlah
1
VII A
17
22
39
2
VII B
19
20
39
3
VII C
20
18
38
4
VII D
23
17
40
5
VII E
15
25
40
6
VII F
16
23
39

Jumlah
110
125
235


2.10  Sampel
       Sampel adalah sebagian dari wakil populasi yang diselidiki (Netra, 1978). Banyaknya sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas. Teknik pengambilan sampel dengan mengadakan undian yaitu pengambilan anggota sampel dengan jalan mengundi seluruh kelas yang menjadi sumber populasi sehingga akan muncul 2 kelas yang akan diangkat menjadi sampel yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan pembelajaran konstektual dan kelas VII C sebagai control yang diajarkan dalam pembelajaran konvensional. Kemudian dibalik, kelas A sebagai kelas yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dan kelas C sebagai kelas yang diajarkan dengen pembelajaran konstektual.


2.11      Teknik Pengumpulan Data
        Metode pengumpulan data ini dilakukan berdasarkan atas cara dan bentuk data yang ingin dikumpulkan sehingga prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan gambar, LKS, data presentasi, dan jurnal harian pada materi pembelajaran ekosistem. Tahap ini merupakan review atas apa yang dilakukan oleh guru serta apa yang dialami oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran.
2.11.1    Gambar
         Setelah guru mempersiapkan gambar –gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, siswa memperoleh petunjuk untuk mengaplikasikan dan menganalisis gambar tersebut. Melelui diskusi kelompok, siswa dapat berinteraksi terhadap kelompok mereka masing-masing. Disinilah masing-masing kelompok berusaha dan bertanggung jawab  terhadap hasil belejar kelompok. Siswa di masing-masing kelompok menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberkan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompoknya.
2.11.2    LKS
           Lembaga Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk mengarahkan keterlibatan oeserta didik dalam belajar dan digunakan untuk mengadakan pendekatan pembelajaran terbimbing.
           LKS merupakan stimulasi atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan criteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Sedangkan isi pesan LKS harus memperhatikan unsure-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (biologi) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulasi yang efisien dan efektif (Hidayat, 2005). LKS diberikan setiap kali pertemuan.
2.11.3    Data prestasi belajar siswa
          Data prestasi belajar siswa dikumpulkan menggunakan tes prestasi belajar yang berbentuk essay. Tes prestasi belajar dibuat oleh peneliti dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta guru sehingga tes tersebut benar-benar representative. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
2.11.4    Catatan lapangan atau jurnal harian
          Untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaa kegiatan pembelajaran diperoleh melalui catatan lapangan yang dibuat ketika pelaksanaan kegiatan misalnya wawancara dengan murid, guru bidang studi dan setiap selesai melaksanakan kegiatan dimana hasilnya akan didiskusikan dengan guru atau teman sejawat. Hasil diskusi tersebut dicatat dalam jurnal harian penelitian yang akan dipakai sebagai salah satu acuan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan.

2.12     Teknik Analisis Data

        Ada dua data yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu prilakau anggota dalam kelompok dan data prilaku berkelompok. Data prilaku anggota dalam dan prilaku dalam kelompok dapat dilakukan dengan menggunakan uji  to related samples-test dengan menggunakan SPSS seri 16. Lalu data dari fasilitator dan teman sebaya dibandingkan pada masing-masing katagori untuk diketahui apakah ada perbedaan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian, yang akan lebih meyakinkan bahwa hipotesis diterima atau ditolak setelah dilakukan analisis statistik.




                                                               Daftar Pustaka

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1997. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1997 tentang Kehutanan. Dephutbun RI. Jakarta.
Djaramah dan Azwam Zain.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Hidayat, K. 2005. Aktif Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Johnson, L.A.2003. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Indonesia:PT. Indeks
Kasmadi, Hartono. 2001. Pengembangan Pembelajaran Dengan Pendekatan Model-model Pengajaran. Semarang: PT Prima Nugraha Pratama.
Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). http://gurupkn.wordpress.com/
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Sadirman, A. M., 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.
Sudjana, Nana (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tirtarahardja, Umar (1995). Pengertian Lingkungan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


1 komentar:

  1. mba,
    boleh tau hasil penelitian na?
    tingkat pengaruh na berapa persen mba?
    makasii.. :)

    BalasHapus